Breaking

Jumat, 10 Maret 2017

LUAR BIASA …!!! 5 MAHASISWA UGM BIKIN OBAT LUKA PENDERITA DIABETES DARI LENDIR LELE…{{TOLONG SEBARKAN}}

Pasien diabetes berisiko meraih amputasi jikalau alami luka dibagian tubuh. Pasalnya, luka kepada pasien diabetes enteng terinfeksi bakteri Methicillin Resistant Staphylococus Aerus (MARSA).

Bakteri MARSA dapat bikin pasien diabetes menjadi susah pulih apabila terserang luka. Aspek ini juga yg memberikan memberi inspirasi lima mahasiswa UGM bikin salep bernama SCRIAC-BIOLINGENT utk luka kritis diabetes dari kelenjar lendir lele.


 LUAR BIASA …!!! 5 MAHASISWA UGM BIKIN OBAT LUKA PENDERITA DIABETES DARI LENDIR LELE…{{TOLONG SEBARKAN}}


" Kami menggunakan lendir lele juga sebagai bahan dasar obat, " papar satu diantara pencipta obat pasien diabetes, Utami Tri Khasanah, Jumat (5/8).

Selain Utami Tri Khasanah, penemu obat tersebut di antaranya ialah Joshua Alif Wendy, Dion Adiriesta Dewanda, Megaria Ardiani pun Raden Mas Ravi Hadyan.

Utami menerangkan seterusnya, bakteri MARSA yg ada terhadap luka pasien diabetes merupakan bakteri Pathogen yang tak mempan bersama bermacam tipe antibiotik. Oleh lantaran itu, dirinya memanfaatkan lendir lele karena mengandung senyawa protein aktif berbentuk Antimicrobial Peptides (AMPs).

" AMPs memiliki kesibukan bakterisidal yg kuat membunuh bakteri
pathogen terhadap luka pasien diabetes, " tuturnya.

System pengerjaan salep dikerjakan bersama membawa lendir terhadap tubuh
lele berumur 4-6 bulan. melalui trik dikerik memanfaatkan sendok. Tiap-tiap satu ekor lele mempunyai lendir yg mampu di ambil berkali-kali juga tidak mengakibatkan kematian lele.

seterusnya lendir lele itu digabung dgn Poly Ethylen Glycon (PEG) atau bahan

dasar dasar salep. " Tiap-tiap satu ekor lele sanggup menghasilkan satu botol salep ukuran mungil, " lebih Utami.

Utami memberikan, salep bernama SCRIAC-BIOLINGENT telah dikerjakan eksperimen kepada tikus. Dua tikus yg telah diinduksi penyakit diabetes semasing di beri salep itu pun yg lain di beri obat antibiotik umum yg terjual di sekian banyak toko.

Setelah diuji mencoba sepanjang 15 hri, tikus yg diolesi salep itu lukanya lebih langsung kering juga tutup. Sedang yg menggunakan obat antibiotik luka masih basah.

" Setelah diterapkan sepanjang 15 hri nyata-nyatanya hasilnya luka infeksi yg memanfaatkan salep lendir lele lebih serta-merta kering pula tutup pulih. Sedang yg di beri antibiotik komersial menjadi lukanya menebar, " ujar Utami.

selain itu, salep dgn bahan paling mutlak lendir lele ini kepada biasanya sanggup digunakan kepada luka tubuh sudut luar. " Menjadi tidak harus luka terhadap pasien diabetes saja, tetapi keseluruhannya, " menurutnya.

Biarpun sekian, salep ini belum dapat diperjualbelikan terhadap beberapa orang umum. Perihal semacam itu karena salep masih perlu dikerjakan sebahagian sektor eksperimen lagi.

" Tetap perlu dikerjakan uji praklinis utk bisa difungsikan terhadap manusia,